Senin, 12 Maret 2018

crying moon

Teka Teki Hidup Mas Faiz

Pancaran sinar lampu menyilaukan kedua mata seorang wanita  yang sedang dilanda gelisah menunggu hasil sidang perceraian yang tengah di ajukan di pengadilan agama satu minggu yang lalu.  Ada sedikit rasa penyesalan tentang tindakan gegabahnya itu. sebenarnya ia tak ingin menangung status janda, foto pernikahan yang masih menganntung di tembok kamarnya membuat dadanya sesak, ia teringat ingat janji suci yang di ucapkan laki laki yang pernah menjadi pujaan hatinya, airmatanyapun meleleh membasahi pipi tirusnya, masa masa indah bersama laki-laki itu kembali membayanginya. Nyaris tidak ada cerita sedih yang ia lalui bersama laki laki itu selama empat bulan pernikahannya. bahkan saat pergi ke pengadilan ia masih menyisakan cerita yang sangat indah dan romantis.

Namun apa mau di kata, kami sudah merasa tak cocok lagi, dia memintaku untuk berhenti menjadi guru, sebuah profesi yang sudah kugeluti selama bertahun tahun. Meskipun aku tau gaji seorang manajer pertamina dapat mengcover dengan sempurna semua kebutuhanku, tapi aku tak ingin menjadi boneka yang hanya menunggu kedatangan suamiku kemudian melayani semua kebutuhannya mulai dari menyiapkan makan malam, handuk dan air hangat untuk mandi kemudian menemani tidurnya dan mendengarkan cerita serunya bersama teman teman di kantor pertamina, sungguh tidak adil jika ini terjadi

"Aku yang kerja sayang kamu yang di rumah",”aku tidak punya maksud apa apa memintamu berhenti menjadi seorang guru”. “Lalu  apa alasanmu memintaku untuk meninggalkan  profesiku, bukannya sebelum menikah kamu sudah mengetahui bahwa aku seorang guru yang mengajar di SD “?” alasanku adalah”. “Ati Ati” suara itu menghentikan percakapan pasangan suami istri yang sedang menemui masalah di didalam bahtera cintanya yang akan ia lalui bersama. “ia bun”, “Ti sini deh bunda mau minta tolong belikan teh di warung sebelah”, “ah bunda”, “mengangetkan saja”. “Ku pikir bunda kenapa napa”, “tapi sebentar ya bun Ati lagi bicara serius sama mas Faiz”.

"Mas maaf tadi alasannya apa"?, "enggak udah telat". "apaan sih mas aku kan di panggil bunda", "kalau bunda kenapa napa gimana"?. "emang kamu peduli sama bunda kamu"? "bukannya bunda selalu sendirian setiap hari dirumah dengan kondisinya yang sudah lumpuh”. sedanngkan kamu, kamu  hanya peduli dengan karirmu Ti”. “Kamu tidak kasihan sama Juned yang selalu merawat bunda kamu dirumah”, “Ti juned itu laki laki tidak sepatutnya dia melakukan pekerjaan pekerjaan perempuan” ,” kecuali kalau dirumah itu sudah tidak ada perempuan”. Kata kata mas Faiz bagaikan petir yang menyambar telingaku, bagian tubuh yang bernama hati bukan tersentuh lagi tapi tertusuk 

“Mas tau apa tentang ibuku”, “jauh sebelum aku menikah dengan kamu”,’kondisi ibuku memang sudah seperti itu’, ‘dan aku masih melakukan aktifitas sehari hari ku sebagai guru’.” Aku menjadi guru bukan karena materi mas. gaji PNS ayahku sudah cukup untuk menghidupi keluarga ini” ,”dan ibu sangat rela dengan apa yang aku lakukan selama ini beliau tidak merasa di telantarkan karena ibuku memang aku rawat mas”,” kalau mas memang tidak suka mas bisa ceraikan saya”

“Ati hati hati dengan ucapan itu”, “aku tidak suka mendengar kata itu apalagi melakukannya”. Mas Faiz mengambil jaketnya dan pergi keluar meninggalkan kamarnya.” Mas, mas mau kemana”?. raungan motor yang sering di pakai untuk memboncenginya saat kuliah menderu deru di halaman motor. mas Faiz pergi, entah kemana. Aku curiga dengan Mas Faiz apakah perhatian mas Faiz pada bunda ia lakukan dengan tulus, atau ada sesuatu lain yang sehingga ia mengkambing hitamkan bunda supaya aku meninggalkan profesiku? 

Aku tau Mas Faiz memang penyayang apalagi sejak ibunya meninggal, ia sangat menghormati perempuan, tapi apakah Mas Faiz belum berubah apakah Mas Faiz masih sama seperti yang dulu, ku dengar di kantor Mas Faiz banyak temn perempuan yang diam menyukainya. apakah ada wanita lain dihatinya selain aku? sehingga ia bersikeras memintaku untuk meninggalkan profesiku, “Tapi apa hubungannya”?. Mas Faiz aku tau kamu terlalu ganteng untukku, tapi tolong jangan minta aku untuk meninggalkan profesiku aku bisa memerankan tiga peran sekaligus menjadi istri yang sholeha untuk mu, menjadi anak yang patuh kepada ibuku dan menjadi seorang guru yang dirindukan oleh siswa siswiku. Mas kamu pergi kemana?

“Ati mana teh bunda”? “Bunda maafin Ati”, "sudah membuat bunda menunggu lama”. Rupanya bunda tidak tau apa yang baru saja terjadi di ruang tamu ini, maklumlah rumah kami luas waktu itu bundaku ada di dapur bersama cucunya. ia Ti maafin bunda ya selalu merepotkanmu, kata kata bunda membuatku sedih. “Bunda Ati tidak pernah pernah merasa direpotkan”. Kupeluk erat tubuh bunda yang duduk diatas kursi roda.


************

Fais kemana Ti? dari tadi ibu belum lihat, Mas Faiz pergi Bun dari tadi siang sampai sekarang belum ada kabar Ati sudah coba hubungi ponselnya tapi ga di jawab WA dan SMS Ati juga ga dibalas, air mataku meleleh. memangnya kamu tidak tanya dia pergi wanita paruh baya itu mamandang anaknya dengan tatapan yang serius, tadi siang kami berselisih dan tiba tiba sekarang mas Faiz pergi? 

"Ah suamimu kayak anak kecil  ya punya masalah bukannya di bicarakan malah di tinggal kabur". "Memangnya apa yang membuat kalian berselisih kulihat Faiz saat toleransi sama kamu, kamu sering pulang malam bahkan mengikuti kegiatan menginap disekolah, tapi faiz tidak pernah mempermasalahkan. 

aku terdiam, aku tak ingin menceritakan tentang  Mas Faiz yang memintaku berhenti menjadi seorang guru untuk merawat bunda di rumah. karena aku belum tau apakah Mas Faiz benar benar tulus memperhatikan Bunda atau mas faiz mempunyai maksud lain. kalaupun Mas Faiz tulus aku tak mau menceritakan hal itu tderhadap ibu karena bunda pasti menganggap bahwa dirinya menjadi beban untukku maafkan aku bun aku tak sanggup menceritakan semua ini. 



Jumat, 09 Maret 2018

Rindu Guru Keren kepada Nabi Muhammad

Nabi Muhammad utusan Allah # Nabi Muhammad kekasih Allah 
Nabi Muhammad rahmat Allah # Bagi semua hamba Allah

Wajah siapakah yang cemerlang # bagai rembulan diwaktu terang
Gundah hilang dengan memandang # yang dipandang merasa di sayang

Siapakah beraroma harum# Tanpa pewangi atau parfum
Sudah menjadi rahasia umum # Semua orang dapat mencium

Air memancar daaari celah jari # Bersih bening harum dan suci
Penawar ampuh bagi sanubari # Keringat melebihi kasturi

Pelepah kurmapun merintih # Menangis dengan suara sedih
Lantaran rindu sang kekasih# Demikian menurut riwayat shohih

Makanan sedikit mengeyangkan # Ratusan orang dan ribuan
Bahkan juga kepada hewan # Kemana pergi berpayung awan

Tulang domba tak ketinggalan # Membongkar rahasia kejahatan 
Hingga ada yang jadi korban # Akhirnya si pelaku beriman

Ditangan siapakah syafaat # Nanti pada hari kiamat 
Bagi semua yang maksiat # Beliau sayang pada ummat

Kepada Allah selalu dekat # Kalbu berzikir setiap saat 
Walau mata terpejam rapat # Membuat kagum si Malaikat

Walau agung sedemikian # Namun beliau selalu sopan 
Budi pekerti diutamakan # Akhlak beliau ialah Al Qur'an

Marilah muslimin muslimat # Biasakanlah bersholawat 
Pada Nabi di syafaat # Dan keluarga dan shohabat 







Education History


Pentingnya Melakukan  “Literasi Budaya” di  Sekolah
Dalam Menghadapi Era Digital
Apa yang terlintas dibenak anda saat mendengar kata literasi?” membaca buku”, iya tepat sekali. Literasi adalah  membaca buku . istilah literasi  kini terdengar begitu familiar  terlebih lagi saat bapak Satria Dharma menggagas gerakan literasi sekolah yang sekarang menjadi program nasionalnya Kemendikbud  hal ini kemudian dituangkan kedalam Permedikbud No 23 tahun 2015 adapun salah satu kegiatan dari gerakan tersebut adalah membaca buku diluar buku pelajaran  selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai. Buku non mata pelajaran yang diharapkan untuk di jadikan bahan literasi adalah buku buku yang berisi tentang nilai nilai budi pekerti, kearifan budaya lokas dan global namun disampaikan dalam kemasan bahasa menarik sesuai dengan usia perkembangan peserta didik
Rendahnya daya analisis, hilangnya sikap kritis serta minimnya rasa ingin tau terhadap suatu ilmu pengetahuan merupakan beberapa alasan yang melatarbelakangi  munculnya gerakan literasi. Masyarakat Indonesia dari kecil tidak dibiasakan melakukan literasi sehingga rasa ingin tahunya sangat minim sekali. Mereka dibiasakan mendengar  baik itu tentang berita, nasihat, himbauan dan lain lain hal ini menyebabkan terkikisnya sikap kritis yang sesungguhnya sudah dimiliki oleh setiap manusia sejak ia lahir
 Pelan tapi pasti saat ini sebagian  sekolah sudah mulai menjalankan gerakan literasi, namun literasi hanya dipahami dengan sekedar membaca buku kemudian meresensi buku yang sudah mereka baca. Padahal Literasi memiliki arti lebih dari sekedar membaca buku , karena  literasi juga mencakup kemampuan untuk mengenali dan memahami ide ide yang disampaikan secara visual. Adapun literasi yang sudah mencapai tahapan tersebut dinamakan dengan HOTS Literasi ( High Order Thinking Skill)
Pada dasar nya objek yang  dapat dijadikan bahan atau sumber literasi tidak hanya terpaku pada buku belaka. Bidang bidang keilmuan lainnya juga dapat dijadikan objek literasi seperti kesehatan komunikasi, pendidikan  pertanian dan masih banyak lagi objek yang dapat dijadikan sebagai bahan atau sumber literasi
Baru baru ini sedang booming tentang literasi digital dimana para literate sadar tentang pentingnya melek teknologi canggih. Mudahnya akses setiap aplikasi terutama dibidang komunikasi dimanfaatkan oleh beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab untuk teror  menyebarkan  berita hoaxs memfinah mengadudomba menyebarkan kebencian , melakukan penipuan bahkan sampai melakukan aksi  dan lain  para maka dari itu para mereka merasa perluh untuk melakukan literasi digital.
Adapun dampak dari literasi digital adalah munculnya individu yang cakap dalam mengelolah teknologi digital dan alat komunikasi untuk mengakses , mengintegrsikan dan menganalisis bahkan sampai pada tingkat mengevaluasi sebuah informasi sehingga dapat membangung informasi baru dan mampu berkomunikasi serta  berpartisipasi secara efektif dalam masyarakat
Di era digital yang serba canggih ini  telah lahirkan manusia manusia individualis yang sangat bertentangan dengan budaya bangsa yang menghuni negeri agraris ini. hampir semua kebutuhan manusia dapat dipenuhi dengan cara yang begitu mudah dan cepat bahkan masa depan seseorang kini terletak pada ujung jarinya
Sebagian orang  terutama orang tua yang sudah maupun belum memiliki anak sudah mulai resah dengan era digital ini . Mereka mulai merasakan dampak dari era digital kemudian mulai membandingkan dengan indahnya masa kecil yang ia nikmati tanpa adanya makhluk digital. Seolah olah mereka ingin anak anaknya merasakan masa kecilnya yang sangat indah dan mengesankan namun lidahnya terlalu keluh untuk mengucapkannya
Kegalauan para orang tua saat menghadapi era digital  mengalahkan galaunya ABG yang masih baru berkenalan dengan asmara. Mereka tidak ingin anak anaknya terpengaruh pada benda benda digital terutama alat komunikasi ,karena dampak dan pengaruh negative dari benda  tersebut sangat besar . Namun mereka juga tidak melarang  menggunakannya karena mereka sadar bahwa ia tidak boleh menyamakan masanya dengan masa masa anaknya yang hidup di era digital.  Yang bisa mereka lakukan adalah memberikan batasan terhadap pemakaiannya
Seminar tentang parenting, mengatasi kecanduan pada barang digital atau lebih tepatnya lagi game onlone yang nangkring di benda digital kali ini sangat digandrungi oleh para orang tua atau para pendidik. Hal ini dilakukan untuk meredam dampak yang di timbulkan oleh era digital seperti saat ini
Para literate, praktisi pendidikan, kepala sekolah guru dan siapapun  yang berkecimpung di dunia pendidikan sangat diharapkan perannya untuk menciptakan  sebuah inovasi baru dalam melakukan gerakan literasi di sekolah. Sebagaimana yang telah di paparkan diatas bahwa banyak sekali objek yang dapat dijadikan bahan literasi. Maka dari itu selain peran, kekreatifan dan keterampilan dalam memilih sumber literasi sangat dibutuhkan karena hasil dari gerakan inovasi tersebut diharapkan mampu menghadapi era digital yang sedang ramai dibicarakan solusinya.
Mari rileks sejenak, lihatlah sebuah sekolah yang sampai saat ini masih mempeetahankan kearifan lokal daerah di sekolahnya. Bahkan sampai memasukkannya kedalam kurikulum yang berlaku disekolahnya. jika kita ingat –ingat kembali  himbauan dari GLS adalah , membaca buku buku non pelajaran yang salah satunya berisi tentang kearifan budaya lokal dan global namun disampaikan dalam kemasan bahasa menarik sesuai dengan usia perkembangan peserta didik.
Kearifan budaya local mempunyai beragam jenis,para pembuat kebijakan disekolah dapat menyesuaikan dengan kultur yang ada disekolahnya karena tidak ada patokan dalam melakukan gerakan literasi budaya disekolah. Seperti permainan budaya lokal, membatik, memainkan alat musik tradisional seperti gamelan degung angklung seruling dan lain lain dari kearifan lokal tersebut dapat dijadikan sumber literasi. Kearifan local yang dikemas dengan cara yang asik dan menyenangkan dapat menarik perhatian siswa yang sudah mulai kehilangan jati diri bangsanya.
Gerakan melek  budaya atau literasi budaya merupakan kegiatan yang harus diterapkan pada lembaga lembaga pendidikan, terutama pada lembaga formal yang bernama Sekolah, karena suasana dan iklim yang ada disekolah sangat mendukung untuk untuk dijadikan pelopor utama dalam melakukan gerakan litersai budaya .
Jauh sebelum maraknya kata literasi rupanya Sekolah Cakra Buana Depok   sudah melakukan HOTS literasi budaya.  Para pembuat kebijakan pendidikan yang ada disekolah tersebut sudah memiliki kesadaran tingkat tinggi untuk melestarikan salah satu budaya Indonesia yang kini sudah mulai digandrungi oleh negara negara maju lainnya. Gamelan adalah Alat musik tradisional yang dipilih untuk  dijadikan objek literasi pertama kali pada sekolah tersebut
Mengapa gamelan? Selain alat musik tradisional yang harus dilestarikan , gamelan merupakan paduan suara musik yang mempunyai satu kesatuan utuh saat dibunyikan secara bersama sama, sehingga  mampu memberikan sebuah ciri khas tersendiri.  Selain itu didalamnya mengandung nilai-nilai luhur sebagai identitas jati diri bangsa indonesia diantaranya  adalah kebersamaan, gotong royong, toleransi, percaya diri, saling menghargai dan memupuk sikap persatuan dan kesatuan.
Literasi budaya gamelan ini sudah di integrasikan kedalam kedalam kurikulum sekolah. Materinya dikemas secara apik dan menarik serta disesuaikan dengan kultur sekolah dan  usia perkembangan peserta didik. Tempat memainkan gamelanpun berada di pendopo yang cukup luas sehingga siswa sangat merasa nyaman tanpa merasa kesempitan. Area sekitar gamelan tanami pohon pohon dan rumput yang ditata rapi dan indah. Para siswa benar benar dibuat seolah olah  sedang berada di daerah Jawa tengah sambil menikmati keasrian dan keindahan alamnya sehingga mereka sangat menikmati saat memainkan gamelan. Tenaga pendidik gamelanpun berasal dari jawa tengah yang mempunyai banyak  pengalaman dalam mengajar gamelan. Selain mengajar siswa siswi  disekolah beliau juga mengajar sekelompok orang orang jepang yang sengaja tinggal di Indnesia untuk mempelajari gamelan.
Dalam rangka memupuk rasa cinta terhadap budaya bangsa indonesia literasi budaya gamelan ini di jadikan program sekolah yang masuk kedalam intrakurikuler dan wajib di ikuti oleh setiap siswa, karena setiap tiga bulan sekali hasil dari pelajaran gamelan di tuangkan kedalam raport . setiap siswa mendapat kesempatan bermain gamelan selama kurang lebih lima puluh menit setiap dua minggu sekali.
Didalamnya di pelajari tentang nama nama alat musik gamelan , cara memegang alat musik gamelan, memukul gamelan, teknik dasar gamelan sampai teknik lanjutan, nyinden ala siswa terkadang juga di praktikan . Setiap unsur yang ada didalamnya sangat diperhatikan mulai tata cara memasuki pendopo cara duduk selama bermain gamelan,
Suara musik gamelan yan dimainkan oleh siswa seolah olah menyampaikan pesan bahwa” kami sangat bangga melestarikan warisan nenek moyang kami”. Sedikit banyak sekolah tersebut sudah berkontribusi dalam rangka gerakan literasi budaya untuk
Secara tidak sadar jika literasi budaya di lakukan oleh setiap sekolah secara terus menerus maka lama kelamaan jati diri bangsa indonesia akan tertanam pada jiwa generasi bangsa selanjutnya sehingga mereka terhindar dari dampak positif era digital.


crying moon

Teka Teki Hidup Mas Faiz Pancaran sinar lampu menyilaukan kedua mata seorang wanita  yang sedang dilanda gelisah menunggu hasil sidan...